Jimin dan Jungkook membagikan kisah mereka tentang satu-satunya pertengkaran mereka di ruang latihan — Sebuah detail yang menyentuh hati penggemar
Sudah lebih dari satu dekade BTS menjalani aktivitas mereka, dan hingga kini tidak ada perubahan dalam formasi yang sempurna dengan tujuh anggota ini. Orang-orang selalu mengagumi hubungan positif dan erat antara para anggota BTS seperti yang terlihat sekarang, namun banyak juga yang tidak mengetahui bahwa hal tersebut juga memalui proses panjang untuk saling belajar memahami.
Selain bekerja keras bersama dan mengatasi kesulitan sebagai sebuah tim demi meraih kesuksesan, para anggota juga harus melalui banyak perdebatan agar bisa saling mengerti dengan lebih baik. Terutama ketika mereka masih remaja yang memiliki ego yang besar, perselisihan kerap terjadi, khususnya pada tahun-tahun awal saat pengalaman hidup bersama masih minim.
Jungkook dan Jimin adalah contoh nyata. adalah salah satu contoh nyata. Keduanya pernah mengalami pertengkaran hebat, namun bertahun-tahun kemudian, saat mengenangnya kembali, mereka hanya bisa tertawa dan merasa bahwa perilaku mereka kala itu begitu kekanak-kanakan. Meskipun demikian, peristiwa itu menjadi kesempatan bagi mereka untuk menyadari ada banyak pelajaran berharga tentang arti persahabatan.
Orang pertama yang membagikan kisah ini kepada ARMY adalah Jungkook, melalui siaran langsung di Weverse. Sebelumnya, para penggemar hanya mendengarkan cerita samar mengenai perselisihan antara Jungkook dan Jimin di ruang latihan, tetapi baru saat itu mereka mendengar detail lengkapnya.
Jungkook mengenang masa ketika dirinya masih sangat muda, baik dari segi penampilan maupun kepribadian. Ia tidak mengingat dengan jelas betapa buruknya sikap kekanak-kanakannya kala itu, tetapi ia yakin perilakunya saat itu cukup keterlaluan sehingga membuat J-Hope—yang dikenal sangat baik hati dan lembut—ikut kehilangan kesabaran.
Si golden maknae berkata, "Ketika kami masih trainee, secara pribadi aku merasa seolah tidak benar-benar melalui masa pubertas, tetapi aku masih terlalu muda. Karena cara bicaraku, sejujurnya aku tidak begitu mengingat detailnya, tapi sampai-sampai Hobi hyung yang seperti malaikat pun marah... Dan para hyung membicarakan tentang nada bicaraku."
Setelah para anggota yang lebih tua mencoba untuk menasihati jungkook tapi tidak berhasil, Jimin kemudian mencoba untuk berbicara secara pribadi dengannya dengan harapan Jungkook bisa berubah. Namun, rasa gengsi kekanak-kanakan Jungkook saat itu saat itu terlalu besar sehingga dia enggan untuk mendengarkan, membuat Jimin sangat frustasi dengan sikapnya. Hal itu berujung pada pertengkaran besar yang cukup dikenal oleh ARMY.
Jungkook melanjutkan, "Jimin hyung menarikku ke samping untuk berbicara, dan karena aku juga punya harga diri serta merasa benar dalam beberapa hal, Jimin hyung lalu berkata 'Aku tidak akan mempedulikanmu lagi' lalu kemudian pergi. Setelah itu aku juga pergi. Kami seharusnya langsung kembali ke asrama, tapi aku malah berjalan tanpa arah, tidak tahu sejauh apa aku berjalan, dan karena aku tidak pandai dengan arah jalan, aku tidak tahu di mana aku berakhir.
Situasi itu membuatku sedih, dan aku merasa tidak adil, lalu menangis. Aku sempat berpikir, 'Haruskah aku menelepon Jimin hyung?' tapi kemudian berpikir lagi 'untuk apa?' dan membatalkan panggilan. Begitu berulang beberapa kali, akhirnya aku meneleponnya dan ia berkata 'apa yang kamu lakukan sekarang? Kamu di mana? Apa maksudmu?' Saat berbicara seperti itu, biasanya aku mudah menangis, jadi aku berkata, 'Aku tidak tahu aku ada di mana,' lalu ia bertanya, 'Apa yang kamu lihat di sekitarmu?' dan aku menjawab, 'Tidak apa-apa. Aku akan naik taksi.'
Saat itu mulai turun hujan. Ketika aku kembali ke asrama, Jimin hyung sudah menungguku di luar, sementara aku masih menangis. Kami lalu naik ke loteng dan berbicara. Aku mengatakan bahwa aku menyesal dan akan berusaha lebih baik lagi, lalu dia pun menangis. Kami saling berpelukan dengan perasaan bahagia lalu masuk ke dalam, Keesokan harinya mataku benar-benar bengkak."
Setelah Jungkook membagikan kisah ini, Jimin kemudian menambahkan versinya sendiri dalam siaran langsung lainnya. Dia berkata, "Aku menonton siaran Jungkook. Baiklah, biar aku ceritakan. Sebenarnya ada yang perlu sedikit diluruskan. Aku tidak ingat persisnya, tapi saat itu aku masih muda dan bersikap seperti seorang kkondae (orang yang merasa dirinya selalu benar). Saat itu, aku, Taehyung, dan Jungkook sedang bersama, dan kami menasihatinya 'kamu harus lebih baik lagi kepada para hyung.' Lucunya, aku sendiri waktu itu juga masih muda. Aku begitu marah sampai berkata kasar lalu pergi, sementara Jungkook juga merasa sedih.
Aku memang keras dalam berbicara, dan kami saat itu berada di ruang latihan. Setelah itu aku berjalan pulang ke asrama. Lalu aku menerima telepon darinya berkali-kali, tapi aku malah mengatakan 'hei, jangan meneleponku!' Namun ia menangis, mengatakan ia tidak tahu di mana dia berada. Jadi aku berkata kalau dia bisa naik taksi, dan aku akan menunggunya di depan pintu. Lalu hujan turun dengan sangat deras. Aku menunggu di luar sekitar satu jam, hingga akhirnya kami berteduh dan naik ke loteng untuk berbicara. Ia berkata, 'Aku minta maaf.' Keesokan harinya kami ada jadwal syuting, dan matanya benar-benar sangat bengkak.
Tahun berapa itu? Sepertinya saat aku berusia 21 tahun? Kira-kira 8 tahun lalu. Aku juga merasa sangat bersalah padanya, dan para anggota juga sering membicarakan tentangnya. Termasuk 'insiden dumplings (pangsit).' Aku tidak terlalu ingat detail lainnya, tapi setiap kali para anggota berkumpul, kenangan itu selalu muncul kembali. 'Apakah pertengkaran membuat kalian semakin dekat?' Ya, aku rasa karena dari situ kami bisa saling memaafkan dan lebih memahami kepribadian masing-masing."
Selain kisah yang dibagikan Jimin dan Jungkook dalam siaran langsung mereka, akhir dari cerita ini juga diceritakan lebih rinci dalam program BTS lainnya. Disebutkan bahwa tidak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menyesali sikap kasar mereka, dan itulah sebabnya ketika Jungkook akhirnya kembali ke asrama, Jimin langsung berlari untuk memeluknya erat, layaknya adegan dalam Slam Dunk.
RM danJin bahkan merinding saat mendengar kisah itu, menyebutnya seperti adegan dalam drama Korea, Sementara itu, anggota lainnya setuju bahwa suasananya benar-benar mirip dengan pasangan yang sedang jatuh cinta, membuat mereka dan para penggemar tertawa terbahak-bahak.
Pada akhirnya, pertengkaran itu menjadi bagian penting dalam proses tumbuh kembang mereka serta hubungan yang terjalin. Namun, seperti yang dikatakan Jimin, hal yang terpenting adalah setelah pertengkaran itu, mereka menyadari betapa berharganya persahabatan mereka dan belajar membangun ikatan yang lebih kuat dengan saling memberikan pengertian dan empati.

Comments
Post a Comment