ARMY Menilai Tidak Adil: Perempuan yang Menerobos Rumah Jungkook Dikecualikan dari Persidangan
Sejak kembalinya BTS, para anggotanya semakin sering menjadi sasaran rumor anonim di dunia maya, serta ancaman serius terhadap privasi bahkan keselamatan mereka. Yang lebih memprihatinkan, ancaman tersebut tidak hanya datang dari pihak pembenci (antis), melainkan juga dari individu yang mengaku sebagai penggemar, namun menunjukkan perilaku obsesif dan mengganggu layaknya sasaeng (penguntit).
Pada saat para penggemar tengah merayakan dengan penuh sukacita hari pelepasan wajib militer Jimin dan Jungkook pada 11 Juni, seorang “penggemar” asal Tiongkok memutuskan untuk terbang ke Korea Selatan dan langsung menuju kediaman Jungkook di Itaewon. Perempuan tersebut datang membawa koper dan mengaku ingin “memberikan kejutan dengan caranya sendiri.”
Perempuan yang diidentifikasi sebagai “A” itu dilaporkan berupaya memasuki vila Jungkook dengan berulang kali menekan sandi pintu, meskipun telah diperingatkan oleh warga sekitar. Tindakannya baru diketahui secara serius setelah pihak kepolisian dipanggil ke lokasi.
Dalam proses pemeriksaan, A mengakui bahwa dirinya bukan warga Korea dan melakukan perjalanan tersebut khusus untuk menemui Jungkook setelah sang artis menyelesaikan wajib militernya. Setelah penyelidikan selesai, polisi menyerahkan kasus tersebut ke Kejaksaan Distrik Barat Seoul pada 27 Agustus tanpa penahanan.
Para penggemar meyakini bahwa berdasarkan laporan kepolisian dan langkah hukum dari HYBE, A akan dimintai pertanggungjawaban atas percobaan penerobosan tersebut. Namun, empat bulan kemudian, mereka dikejutkan oleh keputusan Kejaksaan Distrik Barat Seoul yang pada 22 Oktober memutuskan untuk menangguhkan dakwaan terhadap A, sehingga ia terbebas dari proses persidangan.
Istilah “penangguhan dakwaan” (기소유예, giso-yuye) berarti bahwa meskipun tindakan kriminal diakui, tersangka tidak akan diajukan ke pengadilan setelah mempertimbangkan motif, hasil, dan faktor-faktor lainnya.
Pihak kejaksaan menjelaskan, “Kami mempertimbangkan bahwa tindakan A hanya sampai pada taraf percobaan penerobosan, serta ia telah meninggalkan negara ini, sehingga kemungkinan untuk mengulangi perbuatannya dinilai rendah.”
Mereka menilai bahwa kelonggaran hukum semacam ini justru menjadi alasan mengapa para *sasaeng* terus melanggar privasi selebritas tanpa rasa takut akan hukuman penjara maupun denda. Pada bulan Agustus lalu, seorang perempuan Korea berusia 40-an juga tertangkap secara ilegal memasuki area parkir rumah Jungkook. Sementara itu, aktor Yoo Yeon-seok dan Leeteuk dari Super Junior juga melaporkan beberapa kasus serupa terkait upaya penerobosan oleh penggemar obsesif pada awal tahun ini.
Para pelaku tersebut memanfaatkan celah hukum, menyadari bahwa mereka tidak akan menghadapi konsekuensi serius, dan terus melakukan tindakan pelecehan terhadap figur publik. Saat ini, ARMY secara aktif menyuarakan kemarahan mereka di berbagai komunitas daring, membanjiri media sosial dengan reaksi negatif terhadap keputusan pengadilan tersebut.
Komentar ARMY:
1. Sistem peradilan Korea Selatan benar-benar memprihatinkan. Tolong katakan ini tidak benar.
2. Mengatakan “Oh, itu hanya percobaan dan dia sudah meninggalkan negara jadi tak akan mengulanginya”—mereka tidak akan menganggap ini serius sampai ada seseorang yang benar-benar berhasil masuk ke rumahnya dan melakukan sesuatu?
3. Aku benar-benar marah saat ini…
4. Memberi lampu hijau bagi penguntit karena mereka tahu tidak akan dihukum. Mereka pantas mendapat balasan setimpal.
5. Standar moral yang berada di titik terendah seolah menjadi hal universal.
6. Obsesi Korea Selatan dalam melindungi pelaku kejahatan seharusnya dijadikan bahan studi.
7. Tidak heran para penguntit itu begitu berani—mereka terus melakukan hal ini berulang kali.
8. Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi.
9. Perlu diingat! Ia mencoba masuk ke rumah Jungkook—itu jelas pelanggaran privasi serius, bukan tindakan penggemar biasa. Fakta bahwa ia dibebaskan dari persidangan sungguh keterlaluan.
10. Aku bergidik ngeri karena ini mengingatkanku pada bab Lookism yang menyeramkan. Seseorang tolong benahi sistem hukum mereka.
11. Ini benar-benar membuatku marah. Ada orang yang berusaha menerobos rumahnya—itu bukan lelucon.
12. Cara hukum Korea Selatan selalu berpihak pada pelaku kejahatan benar-benar patut diteliti.
13. Aku bahkan tidak terkejut lagi. Meski sempat berharap kecil, tetap saja rasanya mengecewakan.



Comments
Post a Comment