BTS Mendesak Kementerian Pertahanan untuk Bertindak: Standar Pembebasan Wajib Militer Tengah Ditinjau Ulang
Sebagaimana di banyak negara lain, seluruh warga negara laki-laki yang sehat secara fisik di Korea Selatan diwajibkan untuk menjalani dinas militer. Namun, terdapat sebuah sistem khusus yang dikenal sebagai "Program Alternatif atau Pembebasan Bagi Seniman dan Atlet Berprestasi."
Melalui kebijakan tersebut, individu yang berhasil meraih pencapaian yang luar biasa di bidang seni atau olahraga dapat dibebaskan dari dinas militer aktif dan menggantinya dengan bentuk pengabdian alternatif — biasanya berupa pelatihan dasar selama beberapa minggu, diikuti dengan masa kerja sekitar dua tahun dalam bidang keahlian masing-masing.
Dalam tanah seni dan musik, para seniman yang meraih juara pertama dalam kompetisi internasional yang diakui pemerintah di bidang musik, seni rupa, tari, atau teater yang dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan pembebasan militer. Namun, ketimpangan kriteria dalam penentuan kompetisi yang diakui memicu perdebatan publik yang semakin tajam — terutama setelah seluruh anggota BTS menuntaskan kewajiban militer mereka.
Sebelum ketujuh mega-bintang K-pop tersebut menjalani wajib militer, perdebatan mengenai kemungkinan pembebasan BTS telah berlangsung selama bertahun-tahun, baik di kalangan pemerintah maupun masyarakat.
Pihak yang mendukung berpendapat bahwa BTS layak memperoleh Pembebasan karena kontribusi mereka yang luar biasa, dampak global yang tak tertandingi, serta pencapaian internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara pihak yang menentang menilai bahwa tidak seharusnya ada pengecualian, karena musik pop tidak termasuk dalam kategori "seni klasik" yang diakui secara hukum, dan penghargaan-penghargaan yang diraih BTS tidak tercantum dalam daftar resmi kompetisi yang memberikan hak pembebasan.
Terlepas dari kontroversi tersebut, BTS secara sukarela menjalani dinas militer dan menghentikan seluruh kegiatan grup selama dua tahun. Kekosongan yang mereka tinggalkan terbukti begitu besar hingga pemerintah Korea Selatan tampaknya menyadari perlunya reformasi sistem pembebasan agar kesalahan serupa tidak terulang di masa mendatang.
.
Pada tanggal 20 Oktober, dalam sidang Komite Pertahanan Nasional bersama Military Manpower Administration (MMA), Ketua Komite sekaligus anggota Partai People Power, Rep. Sung Il-jong, menyoroti bahwa sistem pembebasan atau dinas alternatif bagi seniman saat ini lebih menguntungkan kompetisi domestik.
Saat ini terdapat 35 kompetisi yang secara resmi diakui sebagai syaraf kelayakan untuk program pembebasan bagus seniman, dengan 11 di antaranya diselenggarakan di Korea Selatan. Menariknya, lima dari kompetisi tersebut merupakan lomba seni domestik yang dilabeli "internasional," namun memberikan hak pembebasan yang sama seperti pemenang ajang bergengsi dunia, misalnya Chopin International Piano Competition — salah satu dari tiga kompetisi piano paling bergengsi di dunia.
Sebaliknya, penghargaan berskala global seperti Nobel Prize dan Grammy Awards tidak termasuk dalam sistem pembebasan karena belum diakui secara hukum berdasarkan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, Rep. Sung menilai bahwa keseluruhan sistem perlu direformasi secara menyeluruh.
Dalam sidang tersebut, Rep. Sung mempertanyakan kepada Komisioner MMA, Hong So-young:
"Di antara kompetisi yang memenuhi syarat pembebasan, terdapat lima yang sebenarnya berskala domestik namun dilabeli sebagai 'internasional.' Jika 91% penerima manfaat berasal dari kompetisi semacam ini, apakah sistem iki masih dapat disebut adil dan berimbang?"
Komisioner Hong menjawab singkat,
"saya pun meragukan keadilannya."
Rep. Sung kemudian menegaskan:
"Individu seperti BTS, yang menghasilkan nilai ekonomi sebesar 56 triliun won bagi negara, tidak mendapatkan pembebasan, sementara pihak lain yang kontribusinya minim justru memperoleh keistimewaan. Bagaimana masyarakat dapat menganggap hal tersebut adil?"
Komisioner Hong tidak memberikan jawaban konkret dan hanya menanggapi secara umum:
"Karena kriteria penilaian dan sertifikasi kompetisi seni serta budaya berada diuar yurisdiksi kami, maka kami perlu bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata. Kami akan berkoordinasi secara aktif untuk meninjau serta menyesuaikan standar yang berlaku."
Ia menambahkan,
"Kami akan memperbaiki sistem wajib militer agar sejalan dengan perubahan lingkungan keamanan dan kebutuhan sosial masa kini, serta membangun sistem yang menyeimbangkan hak dan kewajiban para prajurit. Kami akan berupaya maksimal untuk menjadikan dinas militer sebagai bentuk kebanggan dan pengabdian yang membawa rasa kepuasan bagi warga negara."
Setelah berita ini disiarkan oleh berbagai media utama Korea, banyak warganet menilai bahwa pemerintah telah belajar melalui cara yang pahit—baik dari sisi politik, ekonomi, maupun sosial—setelah memutuskan untuk mengirim BTS menjalani wajib militer selama dua tahun..
Perhatian global terhadap Korea Selatan, khususnya terhadap K-pop, dilaporkan mengalami penurunan selama masa absennya BTS. Para pengamat industri menilai bahwa atmosfer dunia hiburan menjadi lesu tanpa adanya sosok pemimpin yang dominan. Data Google turut menunjukkan bahwa minat global terhadap K-pop menurun sejak puncaknya pada tahun 2022, yang bertepatan dengan periode wajib militer BTS.
Jumlah nominasi dan penghargaan internasional untuk K-pop pun mengalami penurunan yang signifikan. Sejak BTS memulai masa tugas militer mereka, tidak ada grup K-pop yang memperoleh nominasi Grammy Awards, dan kemenangan di ajang penghargaan global juga semakin langka. Jelas bahwa belum. ada kelompok yang mampu menandingi pengaruh BTS dalam beberapa tahun terakhir.
Secara ekonomi, penurunan jumlah wisatawan mancanegara juga tampak jelas. Ketika BTS masih aktif, terutama saat menggelar tur konser, industri pariwisata mengalami lonjakan pesat, mendorong pertumbuhan di sektor penerbangan, perhotelan, dan jasa. Sebaliknya, selama masa hiatus BTS, penjualan album fisik K-pop menurun drastis, dengan hanya sedikit rilisan yang berhasil melampaui angka satu juta kopi. Para analis memperkirakan bahwa perekonomian Korea Selatan kehilangan sekitar 3,9 miliar dolar AS per tahun akibat penghentian aktivitas grup tersebut.
Menurut Reuters, pada tahun 2023,nklai pasar gabungan perusahaan hiburan besar di Korea Selatan merosot sekitar 8,6 triliun won (setara 6,2 miliar dolar AS) dari puncaknya, sebagian disebabkan oleh hiatus grup BTS.
Dan itu hanya dampak yang dapat dihitung secara ekonomi—masih banyak kerugian tak berwujud lainnya akibat absennya BTS selama dua tahun. Kontribusi grup ini, yang saat aktif menyumbang sekitar 0,3% terhadap Produk Domestik Bruto) Korea Selatan, jelas bukan hal yang kecil.
Meskipun kesadaran pemerintah datang terlambat—karena BTS telah menyelesaikan kewajiban mereka tanpa perlakuan istimewa—perkembangan ini menegaskan berapa besar pengaruh BTS, yang melampaui batas dunia musim dan merambah tanah politik, ekonomi, serta sosial.




Comments
Post a Comment