Kebijakan Baru X Mengungkap Pelaku Pencemaran Nama Baik BTS, Memaksa Mereka Menghapus Akun dengan Perasaan Baik

 


Menjadi figur publik dengan pengaruh yang besar berarti harus terbiasa untuk dinilai atau dikritik oleh masyarakat atas perilaku yang dinilai tidak pantas atau sikap yang dianggap tidak pantas. Namun, itu bukan berarti membiarkan orang-orang yang memanfaatkan kebebasan berpendapat dan anonimitas daring untuk menyebarkan informasi palsu, fitnah, atau pencemaran nama baik di media sosial. Kata-kata jahat — meskipun mudah diketik dari balik layar, tetap bisa melukai perasaan orang yang menjadi sasaran. 

Anonimitas daring pada awalnya dirancang untuk melindungi privasi pengguna, namun sisi negatifnya adalah banyak orang memanfaatkannya untuk menyerang artis sambil berpura-pura "melakukan hal baik" untuk menebarkan kebencian. Masalah ini sudah lama menjadi tantangan besar bagi fandom, artis, maupun agensi. 

Untungnya, pembaruan di X (sebelumnya Twitter) dianggap banyak penggemar sebagai dukungan yang signifikan dalam menghadapi akun-akun anonim yang secara khusus menyebarkan konten-konten berbahaya. Fitur ini dengan cepat menarik perhatian, terutama ARMY, karena BTS sering menjadi kampanye jahat. 

Berdasarkan pembaruan tersebut, X kini menampilkan secara publik beberapa informasi dasar namun sebagian bersifat mengidentifikasi, termasuk tanggal bergabung, basis lokasi akun, riwayat perubahan nama pengguna, dan metode koneksi. Informasi-informasi itu ditampilkan secara terbuka dan tidak dapat diubah maupun disembunyikan, sehingga membuat pengguna jauh lebih sulit untuk menyamarkan identitas mereka. 




Tidak lama setelah fitur-fitur tersebut diluncurkan, ARMY dengan cepat menemukan beberapa akun yang memakai identitas palsu untuk berulang kali menyerang BTS. Contoh yang menonjol adalah akun-akun seperti @LandPalestine, @Raji, @nizar_almasre, @falastinarchive, dan yang lainnya — yang ternyata merupakan akun-akun yang berbasis di Amerika Serikat. 

Akun-akun tersebut sebelumnya mengaku sebagai orang-orang Palestina dan berbicara "atas nama Palestina" saat mengkritik V. Beberapa bahkan mendukungnya "mendukung zionisme" atau "mendukung peran di Gaza" hanya karena ia adalah duta merek dari Coca-Cola Zero Korea. Padahal Coca-Cola Korea adalah waralaba independen yang tidak memiliki hubungan dengan Coca-Cola AS maupun Israel. 

Yang membuat hal ini semakin absurd adalah bahwa akun-akun tersebut menggunakan kritik terhadap V sebagai alasan untuk menggalang dana bagi warga Palestina. Beberapa di antaranya mengumpulkan puluhan ribu dolar dengan mengklaim diri sebagai "warga Palestina" serta memperoleh perhatian publik dengan menyerang BTS karena menggunakan merek yang disebut-sebut masuk dalam daftar BDS — namun tidak ada yang dapat memastikan apakah dana tersebut benar-benar disalurkan sebagaimana klaim mereka, atau bahkan berpotensi dialihkan ke Israel. 






Seorang pengguna yang terbukti benar-benar orang Palestina, @meikthvs, pernah membela V dengan menyatakan, "Sebagai warga Palestina, saya dapat mengatakan bahwa zionisme bukanlah hal tentang meminum Coca-Cola, dan cara kalian memakai kata 'zio' untuk hal sepele menunjukkan bahwa kalian sebenarnya tidak peduli dengan Palestina — itu hanya alasan untuk menebar kebencian." Namun, individu tersebut justru ikut menjadi sasaran serangan para penyamar itu. 




Mengapa orang-orang yang sebenarnya bukan warga Palestina berpura-pura menjadi warga Palestina hanya untuk menyerang V atau mengganggu para penggemar yang membelanya? Jelas bahwa tujuan mereka bukanlah perdamaian di Gaza, melainkan pencemaran nama baik sang idola. Dengan berlindung di balik kedok kemanusiaan dan keadilan, mereka mencari cara untuk mengumpulkan lebih banyak orang agar turut membencinya. Tindakan penyamaran demi melakukan fitnah telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih kompleks daripada yang dibayangkan oleh banyak orang. 

Namun, sisi positifnya adalah berkat kebijakan baru X, para penyamar tersebut berhasil terungkap, dan upaya mereka untuk membangun kebencian terhadap BTS pun terbongkar, sehingga publik lebih sulit untuk diketahui. Setelah ARMY mengungkap identitas mereka, akun-akun terkait dengan cepat menghapus atau menonaktifkan profil mereka hanya dalam hitungan jam, menunjukkan bahwa mereka terpaksa mundur dengan perasaan malu yang besar. 




Meskipun pembaruan ini tidak dapat sepenuhnya menghapus fitnahan-fitnahan di media sosial, tapi fitur tersebut mampu menghadirkan harapan baru bagi para penggemar dan artis — sebuah bukti bahwa anonimilitas tidak dapat lagi menjadi perisai yang tak tertembus bagi tindakan-tindakan yang merugikan. 

















Comments

Popular posts from this blog

Nicole Kim, Penerjemah BTS, Kembali ke Big Hit Music dengan Jabatan Bergengsi

ARMY menemukan alasan yang sebenarnya mengapa hidung Jungkook belakangan ini disangka hasil operasi plastik

Jungkook ungkap alasan mengapa ia takut akan cinta dan ragu untuk memulai hubungan romantis