Museum Nasional Korea Mengumumkan Pendapatan Tertinggi dalam 20 Tahun, Sebagian Berkat Barang yang Ditampilkan oleh RM
Sejak lama, RM dikenal sebagai sosok yang memiliki kecintaan yang mendalam terhadap seni. Setiap kali jadwalnya memungkinkan, ia secara rutin mengunjungi museum dan pameran, baik di Korea maupun di berbagai belahan dunia. Ia juga mencurahkan perhatian dan upaya yang besar untuk mempelajari seni lukis, seni rupa, dan sejarah seni, mengoleksi karya seni bernilai tinggi, serta menjadikan keterlibatannya dengan seni sebagai salah satu cara utama untuk memelihara pikiran dan jiwanya.
Di luar apresiasi pribadi, RM juga secara aktif berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan seni. Pada tahun 2020, ia menyumbangkan dana sebesar 100 juta won kepada National Museum of Modern and Contemporary Art of Korea (MMCA) untuk mendukung penerbitan ulang buku-buku seni langka. Ia juga memberikan dukungan kepada Overseas Korean Cultural Heritage Foundation dalam upaya restorasi artefak budaya Korea yang disimpan di Amerika Serikat, termasuk jubah pernikahan kerajaan dari era Dinasti Joseon.
Yang patut dicatat, kecintaan RM terhadap seni tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga memengaruhi para penggemarnya, sehingga membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap museum, pameran, seni, dan budaya—bidang-bidang yang kerap terabaikan di tengah pesatnya perubahan sosial dan teknologi. Salah satu hasil nyata dari pengaruh ini adalah Museum Nasional Korea, yang kerap dikunjungi dan dibagikan RM melalui media sosial, telah memasuki era enam juta pengunjung pada tahun ini. Berdasarkan jumlah pengunjung, museum tersebut kini menempati peringkat keempat di dunia, setelah Museum Louvre, Museum Vatikan, dan British Museum.
Secara khusus, Museum Nasional Korea baru-baru ini mengumumkan bahwa berkat apa yang disebut sebagai "RM effect," museum tersebut mencatatkan pendapatan tertinggi dari penjualan merchandise dalam 20 tahun terakhir. Menurut laporan dari media-media Korea, pendapatan museum meningkat pesat—dari 2,4 miliar won (sekitar Rp 27.781.365.600) pada tahun 2007 menjadi 8,7 miliar won (sekitar Rp 100.662.906.300) pada tahun 2019. Akibat dampak pandemi COVID-19, pendapatan sempat turun menjadi 3,7 miliar won (sekitar Rp 42.807.886.300) pada tahun 2020, namun kemudian kembali melonjak, sekitar 15 miliar won (sekitar Rp 175.555.760.000) pada tahun 2023, 21,3 miliar won (sekitar Rp 246.449.179.200) pada tahun lalu, dan melampaui 35,7 miliar won (sekitar Rp 412.986.275.100) hingga November tahun ini.
Kim Mi-kyung (51), Kepala Divisi Bisnis Produk di National Museum Cultural Foundation, mengonfirmasi bahwa titik balik paling signifikan dalam popularitas merchandise museum terjadi pada Juni 2024, ketika RM mengunggah foto di media sosial yang menampilkan dua patung miniatur Bodhisattva Berpikir (Bangsanyusang) berwarna pastel. Meskipun hal ini terjadi di tengah puncak pandemi, penjualan daring museum meningkat hingga empat kali lipat setelah unggahan tersebut, dan menjadi katalis bagi berkembangnya budaya mengoleksi merchandise di kalangan generasi MZ.
Dalam penampilannya di acara You Quiz on the Block, Kim mengenang momen tersebut secara rinci: “Suatu hari, RM tiba-tiba mengunggah foto miniatur itu di media sosialnya—dan segalanya langsung meledak.” Ia melanjutkan, “Baru-baru ini, RM telah menyelesaikan wajib militernya, dan kami melihat para ARMY mulai mengunjungi museum. Bahkan ada satu penggemar asing yang membeli Bodhisattva Berpikir dalam semua warna. Pengaruhnya sangat positif—kami benar-benar sangat berterima kasih.”
Dampaknya tidak berhenti di situ. Pin enamel Kkachi-Tiger, yang menggambarkan seekor burung murai bertengger di atas harimau dan dilaporkan sebagai salah satu produk terlaris dalam lini merchandise MU:DS museum, juga menjadi viral setelah RM mengenakannya di kerah jasnya saat menyampaikan pidato di APEC CEO Summit 2025.
Di luar peningkatan angka penjualan, tindakan RM juga secara signifikan membentuk persepsi publik terhadap museum dan seni. Kim menjelaskan, “Di masa lalu, mengunjungi sebuah pameran menandai berakhirnya pengalaman. Kini, orang-orang ingin agar resonansi emosional yang mereka rasakan saat melihat artefak dapat berlanjut dalam kehidupan sehari-hari, dan merchandise berfungsi sebagai jembatan tersebut. Bahkan, membeli produk kini telah menjadi tujuan tersendiri. Jika sebelumnya orang membeli barang secara kebetulan setelah melihat pameran, kini muncul generasi baru yang mengunjungi museum secara khusus untuk membeli merchandise.”
Lonjakan pendapatan dan jumlah pengunjung di Museum Nasional Korea menjadi bukti nyata bahwa RM bukan sekadar seorang musisi, melainkan juga ikon budaya. Melalui ketulusan dan kecintaannya yang berkelanjutan terhadap seni, RM telah membantu satu generasi memahami cara melakukan refleksi diri dan penyembuhan emosional melalui seni, serta mengubah warisan budaya menjadi sesuatu yang hidup, mudah diakses, dan bermakna mendalam.
Tidak dapat disangkal bahwa RM memiliki bentuk soft power yang mampu menjembatani kesenjangan antara seni akademik dan generasi muda, serta menawarkan mereka sebuah “kunci” untuk memasuki dunia warisan budaya. Teladannya sekali lagi menegaskan pengaruh budaya BTS—salah satu grup K-pop terkemuka di era ini—serta memberikan wawasan berharga bagi para pembuat kebijakan budaya yang mencari model berkelanjutan dalam promosi warisan budaya.
Ke depannya, pada tahun 2026, RM akan memperkenalkan dunia artistik pribadinya kepada para penggemar dan publik global untuk pertama kalinya melalui sebuah pameran bertajuk “RM x SFMOMA” di San Francisco Museum of Modern Art (SFMOMA), yang dijadwalkan berlangsung dari Oktober 2026 hingga Februari 2027.
Pameran ini akan menampilkan lebih dari 200 karya dari koleksi pribadi RM, berdampingan dengan sejumlah karya pilihan dari SFMOMA, dan akan menjadi pertama kalinya seorang artis K-pop berperan sebagai ko-kurator di sebuah museum seni kontemporer besar. Pameran ini dipandang luas sebagai upaya untuk menghubungkan seni Korea dengan lanskap seni kontemporer global, sekaligus mencerminkan secara jelas visi estetika dan kedalaman intelektual RM.





Comments
Post a Comment