Seluruh Saham HYBE Milik Bang Si Hyuk Dibekukan oleh Pengadilan — Apakah Hadiah Saham untuk Anggota BTS Secara Tidak Langsung Berisiko Juga?

 


Sejak awal tahun ini, Ketua HYBE Bang Si Hyuk telah terseret dalam tuduhan hukum terkait dugaan perolehan keuntungan ilegal selama proses pencatatan perusahaan di bursa saham. Pihak kepolisian menuduh Bang dengan sengaja menyembunyikan atau memalsukan informasi untuk memperoleh keuntungan pribadi sebesar 190 miliar KRW (sekitar 131 juta USD) melalui transaksi curang dengan sebuah dana ekuitas swasta sebelum IPO.

Penyelidikan kepolisian, yang dimulai pada bulan Juli, mencakup penggeledahan kantor pusat HYBE dan Bursa Korea untuk mengumpulkan barang bukti. Individu-individu yang terlibat — termasuk Bang Si Hyuk — telah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan sejak bulan September.

Secara khusus, dalam kurun dua bulan penyelidikan sejauh ini, Bang telah dipanggil sebanyak lima kali, termasuk sesi interogasi yang berlangsung dari tengah malam hingga dini hari. Pemanggilan pertama pada 15 September berlangsung lebih dari 14 jam, diikuti pemeriksaan kedua pada 22 September. Pada 5 November, putaran pemeriksaan berikutnya kembali diberitakan secara luas. Tak lama setelah dibebaskan, ia kembali dipanggil pada 7 dan 9 November. Dalam pemanggilan kelima, pemeriksaan berlangsung hingga sekitar pukul 1 dini hari tanggal 10 November, menjadikannya interogasi terpanjang dengan durasi lebih dari 15 jam.





Dalam waktu hanya 56 hari masa penyelidikan, Ketua Bang telah dipanggil lima kali — suatu frekuensi yang sangat tinggi dibandingkan kasus-kasus pada umumnya. Selain itu, menurut temuan Bizhankook, kasus ini mengalami perkembangan signifikan: Kejaksaan Distrik Selatan Seoul telah mengeluarkan perintah pelestarian aset untuk mengamankan saham HYBE milik Bang yang bernilai 156,8 miliar KRW.

Pengadilan Distrik Selatan Seoul menyetujui permohonan tersebut pada tanggal 19 bulan lalu setelah kejaksaan mengajukan permintaan pembekuan aset pra-penuntutan guna mencegah Bang Si Hyuk mengalihkan keuntungan yang diduga berasal dari tindak pidana. Sebagai konsekuensi, segala bentuk pemindahan atau transaksi yang melibatkan saham HYBE milik Bang senilai 156,8 miliar KRW kini dilarang secara mutlak.

Pihak pengadilan menyatakan: “Terdapat dasar yang memadai untuk meyakini bahwa tersangka (Bang Si-hyuk) memperoleh hasil tindak pidana sebagaimana dijelaskan dalam ringkasan dakwaan, yang dapat dikenakan penyitaan berdasarkan Undang-Undang tentang Pengaturan dan Penghukuman atas Hasil Kejahatan. Terdapat pula kekhawatiran bahwa pelaksanaan perintah penyitaan di masa mendatang terhadap terdakwa dapat menjadi mustahil atau sangat sulit.” Oleh karena itu, pengadilan memutuskan untuk menyetujui perintah pelestarian aset tersebut.




Walaupun bukan merupakan putusan bersalah, langkah agresif dari otoritas penyidik menunjukkan bahwa terdapat “alasan signifikan” untuk melakukan pemulihan aset dan mengindikasikan kemungkinan keterlibatan sejumlah pihak internal. Jumlah dugaan keuntungan ilegal yang sedang diselidiki diperkirakan mencapai 2,626 triliun KRW.
Ketika kabar ini mencuat, pembahasan mengenai kasus Bang Si Hyuk turut disertai pertanyaan apakah BTS dapat terdampak secara tidak langsung — khususnya terkait saham HYBE yang dihadiahkan Bang kepada mereka sebelum perusahaan melakukan IPO. Pada tahun 2020, setiap anggota BTS menerima 68.000 lembar saham dari Bang Si Hyuk, dengan total 480.000 saham senilai sekitar 64,6 miliar KRW pada saat itu (sekitar 6,7 juta USD per anggota).

Dalam konteks ini, sejumlah pakar industri menyimpulkan bahwa saham yang dihadiahkan Bang kepada BTS kemungkinan besar tidak akan terdampak. Bahkan jika tuduhan penipuan terbukti, peluang adanya konsekuensi terhadap para anggota dinilai sangat rendah.

Menurut hukum Korea, perintah pelestarian aset umumnya hanya ditujukan kepada aset milik tersangka — dalam hal ini, saham yang dimiliki pribadi oleh Bang. Selain itu, apabila saham tersebut telah dialihkan secara sah — sehingga menjadikan BTS sebagai pemilik sah — maka berdasarkan prinsip kepemilikan saham individual, saham tersebut sepenuhnya menjadi milik para anggota dan tidak memiliki keterkaitan hukum dengan pemberinya.

Lebih jauh, menurut siaran pers HYBE tahun 2023, “hubungan khusus tersebut tidak lagi berlaku, karena perjanjian antara Ketua Bang Si Hyuk dan para anggota BTS sebagai pemegang saham telah berakhir.” Hal ini berarti para anggota memiliki wewenang penuh atas saham yang diberikan kepada mereka, termasuk hak untuk menjual, mengalihkan, atau memberikan suara secara independen. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa anggota pun diketahui telah menjual sebagian saham HYBE milik mereka secara mandiri.




Di sisi lain, perwakilan HYBE menyatakan: “Perintah pelestarian aset hanyalah prosedur standar dan bukan merupakan penilaian atas bersalah atau tidaknya seseorang. Kami telah bekerja sama sepenuhnya sepanjang proses penyelidikan dan saat ini menantikan kesimpulan pihak berwenang.” Sejak awal, Bang Si Hyuk menegaskan bahwa ia telah mematuhi seluruh ketentuan hukum selama proses IPO HYBE dan membantah seluruh tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Namun demikian, gejolak hukum yang menimpa Bang Si Hyuk — sosok sentral dalam perjalanan kesuksesan BTS — menimbulkan kekhawatiran akan potensi ketidakstabilan di dalam HYBE pada saat para superstar K-pop tersebut tengah bersiap untuk rencana comeback yang signifikan. Meskipun HYBE menegaskan bahwa pembekuan aset ini merupakan “prosedur rutin” dan Bang Si Hyuk tetap menyatakan dirinya tidak bersalah, kasus ini secara nyata memberikan tekanan terhadap perusahaan maupun BTS.








Comments

Popular posts from this blog

Nicole Kim, Penerjemah BTS, Kembali ke Big Hit Music dengan Jabatan Bergengsi

ARMY menemukan alasan yang sebenarnya mengapa hidung Jungkook belakangan ini disangka hasil operasi plastik

251202 — Penjelasan story RM